Teleportasi, sebuah istilah yang diperkenalkan tahun 1931 oleh Charles Fort, penulis yang juga mempopulerkan Teori Astronot Kuno. (Baca Teori Astronot Kuno di http://id.shvoong.com/exact-sciences/astrono my/2032829-teori-astronot-kuno/)
Istilah “teleportasi” merujuk kepada memindahkan benda/materi secara cepat ke tempat yang berbeda.
Buat temanku penggemar “Star Trek”, pasti sering menyaksikan bagaimana para awak pesawat U.S.S Enterprise melakukan teleportasi. Apabila seluruh materi di alam ini terdiri atas partikel subatomik bermassa, maka secara teori, teleportasi dilakukan dengan mengurai partikel-partikel tersebut, dan diproyeksikan pada titik koordinat tertentu (tempat lain) dan direkonstruksi kembali menjadi materi.
Tentu saja dilakukan analisa secara tepat pada seluruh atom penyusun materi, karena jika terjadi kesalahan sedikit saja, maka dapat menyebabkan pergeseran molekul yang dapat menyebabkan kerusakan anggota tubuh ataupun kerusakan sistem syaraf pada makhluk hidup yang diteleportasi. Bayangkan bila manusia memiliki teknologi ini, pasti tidak akan ada kemacetan yang menyebabkan stress. :)
Apakah teleportasi dapat diimplementasikan ?
Pada tahun 1993, fisikawan Charles Bennet menyinggung tentang teleportasi kuantum dalam annual meeting American Physical Society (APS). Hal ini didukung oleh lab IBM, setelah itu, teleportasi menjadi topik hangat dalam mekanika kuantum, yang kemudian menggerakkan puluhan laboratory diseluruh dunia untuk melakukan eksperimen.
Pada tahun 1998, California Institute of Technology (Caltech) bersama team dari Eropa, berhasil melakukan teleportasi pada foton. Australian National University (ANU) juga memanfaatkan fenomena Quantum Entanglement. Mereka menghancurkan foton dan menciptakannya kembali ditempat yang berbeda. Hasilnya, cukup “memuaskan”, mereka berhasil memindahkan sinar dengan jarak sekitar satu meter.
Teleportasi kuantum lainnya juga berhasil dilakukan oleh National Institute of Standards and Technology (NIST) dan Institut für Experimentalphysik. Professor Eugene Polzik dan team Institute Niels Bohr juga berhasil memindahkan objek makroskopik (kumpulan atom) dengan jarak setengah meter.
Teleportasi pada foton dan atom telah berhasil dilakukan, dapatkah melakukannya pada benda yang lebih besar ?
Hal ini mengingatkan kita pada kisah "Philadelphia Experiment". Pada suatu eksperimen di Philadelphia pada tanggal 28 Oktober 1943, kapal U.S.S Eldridge konon mengalami teleportasi ke Norfolk yang berjarak 200 mil dari Philadelphia. Sejumlah saksi di Norfolk membenarkan keberadaan U.S.S Eldridge di Norfolk pada hari tersebut. Tapi, banyak yang meragukan kisah ini.
Di balik kisah Philadelphia Experiment, berkembang teori konspirasi bahwa Amerika telah memiliki teknologi yang dikembangkan dari Unifield Field Theory, teori yang dikemukakan Albert Einstein. Selain mengemukakan formula E=mc2 yang menunjukkan keterkaitan massa dan energi, dalam Unifield Field Theory, Einstein berpikir bahwa elektromagnetik dan gravitasi juga memiliki keterkaitan. Tapi hingga meninggal dunia, Einstein tidak berhasil menemukan formula untuk teori ini. Rumornya, Einstein sebenarnya telah menemukannya, tapi ia tidak mempublikasikannya, dan ilmuwan Nikola Tesla juga telah berhasil menemukan formula tersebut.
Bagaimana dengan teleportasi pada manusia ?
Tubuh manusia penuh dengan “complexity”, mungkin kelak, komputer kuantum dapat membantu mengkalkulasinya. Tubuh manusia terdiri dari trilyunan atom, selain itu, manusia juga memiliki fisik dan jiwa, tidak seperti benda mati. Dapat dijelaskan bagaimana benda mati dapat diteleportasi, tapi bagaimana dengan jiwa/roh ?
Bukankah roh tidak dapat diteliti dibawah mikroskop elektron ?
Sesuatu yang belum dapat dijelaskan secara ilmiah….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar